Arung Jeram Bukan Olahraga Maut Berbagai kabar kecelakaan yang menelan korban jiwa dalam kegiatan olahraga arung jeram masih membayang dalam benak ketika muncul ajakan menjajal olahraga air yang dicap sebagai "olahraga maut" itu. Bayangan itu makin kuat manakala pemandu arung jeram di Sungai Citarik, Jawa Barat, menyampaikan briefing menjelang pengarungan sungai itu dimulai. Ketika aba-aba "Maju!" diteriakkan si pemandu, nyali terpaksa dikuat-kuatkan untuk mengusir bayangan menyeramkan itu. Napas pun lega sesampai di garis finis. Ternyata olahraga mengarungi jeram-jeram sungai deras di atas perahu karet itu tak seseram yang dibayangkan. Bahkan muncul excitement yang tak terperikan nikmatnya untuk dirasakan. Pemandangan sekitar sungai yang berhulu di kaki Gunung Halimun dan jauh berbeda dengan suasana di |
Akibat kesalahan elementer Tak mengherankan kalau kebanyakan orang serta merta menolak ajakan mengikuti kegiatan olahraga rafting ini. Sebab, ia sudah telanjur dicap sebagai olahraga "pembawa maut" menyusul berbagai event olahraga yang dipopulerkan di tanah air sejak 1970-an acap berakhir dengan timbulnya korban jiwa. Citarum Rally yang diselenggarakan kelompok pencinta alam dari Penyebab peristiwa tragis itu sangat elementer dan naif. Reputasi olahraga arung jeram di tanah air langsung terpuruk dengan adanya peristiwa-peristiwa itu. Perkembangannya pun lalu tersendat-sendat. Berbagai izin perlombaan dipersulit, bahkan sempat dilarang. Ketika pada 1980-an beberapa kelompok orang mencoba menghidupkan kembali kegiatan olahraga ini, korban masih saja berjatuhan, beruntun lagi! Penyebabnya sama, soal keterampilan dan peralatan. Atau, kesalahan menyiasati karakter sungai berjeram yang diarungi (baca pula Lain Jeram Lain Pengarungnya). Masih belum "kapok" juga, sekitar awal dekade 1990-an, kata Lody, diselenggarakan Lomba Kali Progo II. Izin dari polisi maupun pemda setempat tak ada, tapi pihak berwenang juga tidak melarang. "Bikin saja, kita pura-pura tidak tahu," demikian kata mereka. Lomba itu pun pada akhirnya menyisakan cerita tragis tentang meninggalnya empat orang: dua penonton dan dua peserta sewaktu latihan. Penonton yang tewas itu karena ikut-ikutan berarung jeram menggunakan ban dalam mobil! Lembaran hitam masih terus membayangi kegiatan itu. Sebulan setelah peristiwa di Kali Progo, ekspedisi Sungai Mamberamo - gabungan Kopassus dan sebuah klub pecinta alam - menambah panjang daftar noktah hitam dunia arung jeram dengan meninggalnya tujuh anggota ekspedisi. Dua korban sempat ditemukan mayatnya, lainnya hilang. Ketinggalan 10 tahun Dari segi risikonya, arung jeram memang termasuk olahraga high risk. "Namun olahraga ini ' Di AS rafting termasuk olahraga populer, dan bahkan laris dibisniskan. Di Colorado, misalnya, bisnis di bidang ini termasuk penyumbang terbesar pendapatan negara bagian itu. Bahkan, olahraga air ini sempat menggugah inspirasi sutradara Curtis Hanson untuk menjadikannya sebagai setting background dalam film River Wild yang dibintangi Meryl Streep. "Arung jeram bukan seperti sepeda gunung yang mengikuti trend saja," kata suami Amalia Yunita ini. Sementara arung jeram di beberapa negeri lain sudah begitu maju dan bahkan menyumbang devisa, di tanah air malah menghasilkan korban. Maka suatu ketika berkumpullah para pencinta dan pelaku arung jeram dari berbagai klub guna membentuk wadah organisasi yang kemudian diberi nama Federasi Arung Jeram Sebelumnya, menurut Lody, masing-masing klub memiliki pengertian dan persepsinya sendiri. Malah ada yang punya pandangan, penyebab kecelakaan itu gara-gara unsur supranatural. "Kalau ada korban di sungai anu, ada yang bilang, 'Wah, sungainya angker!' Aneh ' Bersamaan dengan itu pada tahun 1992 bisnis arung jeram mulai menapak. Tapi sebenarnya, cikal bakal bisnis arung jeram sudah dimulai oleh Sobek International di penghujung dekade 1980-an. Ketika itu mereka menggarap jeram Sungai Alas di Aceh. (Sobek International yang bermarkas di Mulanya, peminat arung jeram kebanyakan para ekspatriat dan wisatawan asing yang sudah mengenal lebih dulu olahraga itu di negeri asalnya. Kunci selamat, aba-aba pemandu Arung jeram sebenarnya perpaduan antara olahraga, rekreasi, petualangan, dan pendidikan. Unsur rekreasi terletak pada usaha mengatasi rasa takut. Selain itu, alam sekitar sungai juga menyuguhkan pemandangan yang lain dengan suasana keseharian bagi orang Peminat arung jeram, apalagi yang baru pertama kali nyebur, rata-rata merasa gamang. Mereka was-was menghadapi kemungkinan terlempar dari perahu. Karena itu pengarung jeram dituntut selalu waspada untuk siap menerima situasi yang tak terduga. Inilah antara lain sifat kepetualangannya. Unsur pendidikan terletak pada tuntutan kerja sama antarpenumpang perahu. Dalam arung jeram tak dikenal istilah penumpang VIP atau bukan VIP. Semua sama-sama menggunakan helm, memegang dayung, dan menggunakan pelampung. Semua harus tunduk pada aba-aba sang pengemudi alias pemandu yang duduk di belakang karena dialah yang bertanggung jawab atas keselamatan penumpang. Tak mudah untuk bisa menjadi pemandu arung jeram. Dalam situasi ekstrem, ia dituntut mampu melajukan perahu tanpa bantuan penumpang lain. Arus Liar, misalnya, melatih para pemandu selama dua bulan untuk latihan dasar. Tapi itu pun tergantung kemampuan individu. " Sebagai pemandu, mereka dituntut untuk menularkan ilmunya kepada peserta arung jeram dalam waktu sekitar seperempat jam. Langkah ini sangat menentukan sukses tidaknya pengarungan nantinya. Kepiawaian pemandu mengurangi rasa takut, menekankan pentingnya kerja sama, dan meminta partisipasi tenaga calon penumpang akan sangat membantunya, terutama ketika melewati jeram berbahaya. Kunci keselamatan dalam berarung jeram hanya satu, ikuti instruksi pemandu. Aba-aba itu tidak banyak, maju, mundur, kiri, kanan, stop, dan boom. "Maju" atau "mundur" berarti mendayung perahu ke depan atau ke belakang. "Kiri" atau "kanan" artinya hanya penumpang sisi kiri atau sisi kanan perahu yang boleh mendayung. "Stop" memerintahkan seluruh penumpang berhenti mendayung dan dalam posisi siap, yakni dayung (padle) dipangku dan ujungnya dipegang dengan telapak tangan. Sedangkan boom itu aba-aba untuk menyuruh penumpang merunduk karena di depan ada alangan yang mengancam kepala penumpang. Di luar itu, pengetahuan soal perilaku sungai amatlah penting. Apa yang ditulis oleh Dari sebuah buku pintar rafting ada hal yang harus diingat selama berarung jeram, yakni RIDE: Read (membaca), Identify (mengenal), Decide (memutuskan), Execute (melaksanakan). Jadi, selama berjam-jam berarung jeram, setiap penumpang dituntut selalu waspada terhadap jalur pengarungan sambil mengenali Kejadian di Sungai Unda, Klungkung, Bali, awal 1996 bisa menjadi cermin, betapa petaka di sungai seperti pencuri yang datang tanpa permisi. Dua puluh delapan penumpang dalam enam perahu cerai-berai lantaran air deras tiba-tiba saja datang dari buritan. Tiga wisatawan asing asal Hongkong tewas dan sekurangnya empat wisatawan lainnya cedera. Petaka terjadi lantaran di daerah hulu sungai turun hujan deras. Padahal, cuaca di tempat mereka berarung jeram cukup cerah. Dari mulut ke mulut Saat ini sudah banyak perusahaan wisata arung jeram. Namun, menurut Lody, banyak pula yang sudah tinggal nama. Di Jakarta saja ada sekitar Tidak gampang memang membisniskan jeram. Tak bisa pula dipungkiri, arung jeram lebih berisiko dibandingkan dengan olahraga menantang maut lainnya, semisal bungy jumping. Perilaku alam menjadi tantangan yang harus dijinakkan. Untuk itu pengenalan karakter dan jeram sungai menjadi sangat vital dan bisa memakan waktu lama. Sobek Bina Utama di Bali, misalnya, menghabiskan waktu dua tahun untuk pengenalan dan uji coba sampai akhirnya bisa "menjual" jeram Sungai Ayung (27 km utara Denpasar) kepada wisatawan. Peminat olahraga wisata arung jeram harus merogoh kocek relatif dalam. Sebagai gambaran, wisata arung jeram di Sungai Citarik, Sukabumi, misalnya, mereka harus membayar Rp 97.000,- per kepala untuk paket setengah hari (jarak tempuh 11 km), atau Rp 175.000,- per kepala untuk paket dua hari (23 km). Semua itu paket biaya di akhir pekan atau hari libur, sudah termasuk fasilitas perlengkapan arung jeram, pemandu, makan siang, minuman di perjalanan, transporatsi lokal, asuransi, dan sertifikat. Mahasiswa mendapat biaya khusus, kecuali hari libur. Satu perahu memuat minimal empat orang di luar pemandu. Perlengkapan yang harus dibawa peserta berupa sandal gunung, T-shirt, celana, kacamata hitam, krim pelindung matahari, dan baju ganti. Awalnya, pangsa pasar arung jeram adalah wisatawan asing. Itu sebabnya arung jeram di Sedangkan bisnis arung jeram di sungai-sungai di Jawa Barat itu pada saat yang sama belum menjanjikan. Antara lain karena peminat arung jeram, yang sebagian besar warga Namun, setelah pasar atau peminat mulai tumbuh - tidak terbatas warga asing - muncullah BJ's Rafting yang mencoba mengelola bisnis arung jeram di Sungai Citarik setelah melakukan survai selama 1990 - 1993. Kegiatan arung jeram di sungai itu pun dulunya dilakukan oleh pencinta arung jeram yang sesekali melibatkan warga asing. Begitu pasar semakin tumbuh - lewat promosi dari mulut ke mulut atau brosur yang dibagikan ke berbagai perusahaan di sepanjang Jl. Thamrin dan Jl. Sudirman, Sebenarnya banyak sungai berjeram di |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar