Sebagaimana diketahui, olah raga panjat tebing yang populer di kalangan remaja sebagai olah raga panjat dinding pada akhir-akhir ini menjadi sangat populer dan banyak diminati oleh para remaja generasi muda kita. Hal ini tampak dari semakin seringnya diselenggarakan kejuaraan sejenis, baik yang dilakukan di sekolah sebagai kegiatan ekstra kurikuler yang digemari maupun yang diselenggarakan oleh para mahasiswa pecinta alam sebagai salah satu kegiatan integrasi antara mahasiswa dan pelajar sekolah lanjutan. Olah raga panjat dinding telah menjadi “trend” yang digemari dan dijadikan olah raga tantangan bagi para generasi muda.
Di samping itu, olah raga yang penuh tantangan dan harus dilakukan dengan keberanian dan ketrampilan ini ternyata mampu menjadi olah raga alternatif bagi para generasi muda kita, untuk menyalurkan energi mereka pada kegiatan yang positif dan konstruktif. Olah raga panjat tebing memiliki seperangkat nilai positif yang harus kita kembangkan terus, antara lain pembentukan watak dan karakter, mengokohkan kepribadian, memupuk jiwa sportif, sederhana, patriotis dan penuh semangat juang, serta merupakan penyaluran bakat dan prestasi
Olah raga keras seperti panjat tebing ini mengandung beberapa nilai positif unruk pembinaan kepribadian. Nilai tersebut dibutuhkan dalam mengembangkan kepribadian bagi penyiapan sumber daya manusia untuk pembangunan. Nilai tersebut antara lain :
- Sebagai arena penumbuhan dan pembinaan disiplin
- Dapat memupuk semangat dan jiwa kompetisi yang sehat
- Mendidik pribadi yang kuat, ulet, dan tidak kenal menyerah
- Membina kemampuan fisik yang prima
- Membina persatuan dan kesatuan
- Membangkitkan rasa cinta tanah air
- Menuntut kemampuan teknis khusus, sehingga harus mengikuti perkembangan teknologi
- Meningkatkan sumber daya manusia
Dibandingkan dengan olah raga lainnya, panjat tebing termasuk sangat khas. Untuk bisa melakukan olah raga ini tidak cukup hanya mengandalkan fisik dan mental yang sempurna, namun kita juga perlu peralatan yang memadai untuk tetap menjamin keselamatan selama memanjat.
Perkembangan kegiatan panjat tebing di
Pemerintah sendiri selalu mendorong dan memberikan motivasi serta menciptakan iklim yang kondusif agar olah raga panjat tebing dapat berkembang dengan pesat, karena dengan demikian kita telah berupaya membina dan mengembangkan kegiatan olah raga pecinta alam agar dapat meluas dan merata ke seluruh tanah air. Diselenggarakannya kegiatan panjat tebing dengan menggunakan dinding buatan memungkinkan masyarakat luas di perkotaan dapat menikmati atraksi penampilan para pemanjat tebing, dengan demikian akan dapat memberikan dampak langsung dalam memperluas minat remaja kepada olah raga ini.
Kilas Balik Panjat Tebing
1976
Harry Suliztiarto mulai latihan memanjat di Citatah. Patok pertama panjat tebing modern di Indonesia.
1977
Skygers Amateur Rock Climbing Group didirikan oleh Harry Suliztiarto, Heri Hermanu, Deddy Hikmat, dan Agus R.
1979
Harry Suliztiarto memanjat atap Planetarium, Taman Ismail Marzuki,
1980
Tebing Parang di Jawa Barat untuk pertama kalinya dipanjat oleh tim ITB. Skygers menyelenggarakan sekolah panjat tebing angkatan pertama. Wanadri menjadi tim
1981
Dua ekspedisi
1982
Jayagiri mengirimkan Irwanto ke sekolah pendakian di ISM di Swiss, dilanjutkan ekspedisi 4 orang ke Monte Rosa di Swiss serta Mont Blanc dan Matterhorn. Dua ekspedisi ke Cartensz: Wanadri dan Pataga Jakarta. Ahmad dari kelompok Gideon Bandung tewas terjatuh di Tebing 48 Citatah. Korban pertama panjat tebing di
1984
Tebing Lingga di Trenggalek, Jawa Timur, serta tebing pantai Uluwatu di Bali, berhasil dipanjat oleh kelompok Skygers dan Gabungan Anak Petualang dari Surabaya.
Tebing Serelo di Lahat, Sumatra Selatan, dipanjat tim Ekspedisi Anak Nakal. Ekspedisi Mapala UI gagal mencapai Puncak Chulu West (6584 m) di Himalaya. Ekspedisi Jayagiri gagal memanjat Eiger. Timnya yang lain, di antaranya Don Hasman, berhasil mendaki Kilimanjaro (5859 m) di Afrika.
1986
Kelompok gabungan Exclusive berhasil memanjat Tebing Bambapuang diselatan Sulawesi Selatan. Kelompok Unit Kenal Lingkungan Univeritas Pajajaran Bandung memanjat Gunung Lanang di Jawa Timur. Tim Jayagiri merampungkan Dinding Ponot di air terjun Sigura-gura, Sumatera Utara. Kompetisi panjat tebing pertama di dunia diselenggarakan di Uni Soviet, di tebing alam, dan sempat ditayangkan oleh TVRI.
1987
Ekspedisi Wanadri menyelesaikan pemanjatan Tebing Batu Unta di Kalimantan Barat. Kelompok Trupala memanjat tebing Bukit Gajah di Jawa Tengah. Skygers memanjat Sepikul di Jawa Timur. Beberapa ekspedisi dari
1988
Dinding panjat buat pertama kali diperkenalkan di
1989
Awal tahun dunia panjat tebing
Sidang dan Ancol), lalu SMA 70 Bulungan Jakarta, kelompok KAPA FT Ul, Geologi ITB. Mapala Ul bikin 2 ekspedisi, Mount Cook (3764 m) di Selandia Baru dan Puncak McKinley (6149 m) di Alaska. Empat anggota Wanadri mengikuti kursus pendakian gunung es di Rainier Mountaineering Institute di AS, dilanjutkan dengan bergabung dengan ekspedisi AS ke Kangchenjunga di Himalaya. Di Alpen, Ekspedisi Wanita Alpen Indonesia berhasil pula merampungkan misinya, mendaki 5 puncak tertinggi di 5 negara Eropa, Mont Blanc (4807m, Perancis), Grand Paradiso (4601 m, Italia), Marts Rosa (4634 m, Swiss), Grossgiockner (3978 m, Austria) dan Zugsptee (2964 m, Jerman Barat). Akhir tahun ini ditutup dengan gebrakan Budi Cahyono melakukan pemanjatan solo di Tower III Tebing Parang. Artificial solo climbing pada big wall yang pertama di Indonesia.
1991
Aryati menjadi wanita Asia pertama yang berhasil menjejakkan kakinya di Puncak Annapurna IV, Himalaya, pada Ekspedisi Annapurna Putri Patria
1992
Dunia petualangan
Senin, 20 Juli 1992, Robbyanto dan Sugiarto dari Marsipala Universitas Tarumanegara Jakarta berhasil memecahkan rekor pemanjatan pada jalur 240 di dinding timur Gunung Parang (946 m dpl), Purwakarta Jawa Barat. Rekor yang semula diukir oleh pasangan alm.Sandy Febyanto dan Djati Pranoto dengan waktu 240 menit pemanjatan. Dipecahkan dengan waktu pemanjatan 127 menit.
Tim Pengda FPTI DKI Jakarta berhasil memanjat dinding utara Gunung Spikul di kawasan Watu Limo, Trenggalek Jawa Timur, ekspedisi yang pertama kali di
1997
Clara Sumarwati membuat kontroversi dalam pendakiannya di Everest, puncak tertinggi di Pegunungan

Tidak ada komentar:
Posting Komentar